Menurut dia, harga ayam hidup di pasaran sekarang ini senilai Rp 15 ribu per kg membuat para peternak rugi. harga kayu dan harga batu bata atau harga engsel pintu dan harga pasir atau harga genteng dan harga air cooler atau harga rolling door dan harga triplek atau harga wallpaper dinding dan harga cat besi Sebab harga itu berada di bawah HPP yang ditetapkan pemerintah senilai Rp 18.500 per kg hidup. "Dengan anjloknya harga ayam di pasaran saat ini banyak peternak terancam gulung tikar," tandasnya.
Menurut dia, anjloknya harga ayam sudah mulai terjadi sejak awal tahun. Kelebihan pasokan, dan tidak adanya pengendalian yang dilakukan pemerintah menjadi penyebab anjloknya harga. Parjuni mengaku, sebenarnya Pinsar sudah minta pemerintah agar menghentikan budidaya yang dilakukan pabrikan. Alasannya, para peternak sudah mengambil bibit dan pakan dari pabrikan.
Tapi kenyataannya pabrikan juga melakukan pembudidayaan ayam, sehingga menyebabkan over suplay di pasaran. "Kami minta pemerintah untuk segera melakukan intervensi supaya dapat menjaga stabilitas harga di pasaran," ujarnya.
Sementara itu di Pasar Legi Solo, harga daging ayam ras senilai Rp 30.000 hingga Rp 32.000 per kg. Menurut para pedagang harga itu sudah ideal. Mereka khawatir kalau harganya naik, pembeli akan berkurang dan omset penjualan akan turun. "Sudah, harganya segini saja," kata salah seeorang pedagang.
